Home Nasional Rektor Edie: UP Siapkan Generasi Unggul Berjiwa Pancasila untuk Songsong Indonesia Emas

Rektor Edie: UP Siapkan Generasi Unggul Berjiwa Pancasila untuk Songsong Indonesia Emas

Jakarta, Gatra.com – Rektor Universitas Pancasila (UP) Jakarta, Prof. Dr. Edie Toet Hendratno, SH.,M.Si., FCBArb., mengatakan, pihaknya selalu memastikan para mahasiswa yang diwisuda memiliki kompetensi dasar kewirausahaan, penguasaan bahasa asing, dan keterampilan sesuai bidang keilmuannya masing-masing serta jiwa Pancasila agar menjadi generasi unggul berjiwa Pancasila.

Edie menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidatonya pada acara Dies Natalis ke-57 dan Wisuda Semester Genap UP di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada Kamis (9/11).

Ia menjelaskan, upaya tersebut dilakukan untuk menjawab tuntutan bahwa semua institusi pendidikan harus dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) potensial untuk menyongsong atau sebagai pengungkit pencapaian Indonesia Emas 2045.

“Semangat inilah yang melatarbelakangi pemilihan tema wisuda, yaitu 'Generasi Unggul Berjiwa Pancasila, Sebagai Penentu Indonesia Emas 2045',” ujarnya.

Edie menyampaikan, pada wisuda kali ini, pihaknya meluluskan 1.606 wisudawan-wisudawati terdiri dari 146 lulusan program diploma, 1.143 program sarjana, 110 program profesi, 189 program magister, dan 18 program doktoral.

Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh mahasiswa UP yang telah aktif menyumbangkan berbagai prestasi, baik pada tingkat internasional maupun nasional.

Adapun prestasi mahasiswa UP yang diwisuda tersebut, lanjut dia, di antaranya 5 medali emas dan 3 perak oleh mahasiswa Farmasi pada World Science, Environment and Engineering Competition (WSEEC) 2023- Indonesia Young Scientist Association (IYSA).

Ia menjelaskan, itu merupakan kejuaraan Olimpiade Nasional Puskanas.id di mana mahasiswa mendapatkan medali emas, yakni 5 medali emas, 7 medali perak, serta 3 medali perunggu yang diperoleh dari KONI CUP Indonesia Taekwondo Series-Kyorugi Poomsai 2022, serta masih banyak prestasi lainnya.

Ia mengungkapkan, pada acara Dies Natalis Ke-57 dan Wisuda kali ini pihaknya menghadirkan Menkopolhukam Prof. Mahfud MD untuk menyampaikan orasi ilmiah tentang pentingnya penegakan hukum dan keadilan dalam membangun negara.

Menurutnya, kehadiran Menkopolhukam Prof. Mahfud MD ini dapat memotivasi para alumni dalam bekerja di tengah-tengah masyarakat untuk selalu mengedepankan sikap jujur dan berani serta tentunya memiliki karakter nilai-nilai Pancasila.

“Apalagi saat ini Universitas Pancasila telah meraih Akreditasi Unggul yang merupakan nilai tertinggi yang diberikan kepada universitas,” katanya.

Ia menyampaikan, saat ini baru sekitar 1.08% dari 4.524 perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang memperoleh akreditasi tersebut, sehingga para alumni UP juga perlu mencerminkan perilaku unggul ini.

Tentunya, lanjut Edie, perilaku unggul ini juga dicontohkan oleh para dosen UP. Pada beberapa tahun belakangan ini, UP aktif melahirkan para Guru Besar dalam berbagai bidang ilmu. Pada tahun 2022, UP mendapatkan penghargaan dari LLDIKTI Wilayah III sebagai Universitas yang mengukuhkan guru besar terbanyak, yakni 8 orang.

“Nanti pada tanggal 12 Desember 2023 akan ada 3 Guru Besar baru yang akan dikukuhkan yakni Prof. Dr. Ismail, ST., MT. , Prof. Dr. Ir. Jonbi, MT.,M.Si., MM. , Prof. Dr. Deni Rahmat,M.Si., Apt. , Dr. Apt. Ni Made Dwi Sandhiutami, S.Si., M.Kes.,” ujarnya.

Rektor menutup pidatonya dengan mengajak seluruh hadirin untuk percaya bahwa kegigihan sebuah kualitas diri yang perlu terus ditumbuhkan untuk menuju kesuksesan dan membantu mengatasi tantangan yang semakin kompleks.

Ketua Pembina Yayasan, Pendidikan, dan Pembina UP, Siswono Yudo Husodo, menyampaikan selamat kepada para mahasiswa yang diwisuda dan mudah-mudahan sukses dalam kehidupan di tengah masyarakat.

Ia juga meminta agar para alumni UP tidak berhenti belajar karena belajar tidak hanya ketika masih menjadi mahasiswa atau masih duduk di bangku kuliah. Paling utama adalah belajar hidup di tengah masyarakat, learn by doing atau belajar sambil bekerja dan bekerja sambil belajar.

Menurutnya, belajar hidup di tengah masyarakat ini suatu proses yang tidak terputus. Terlebih lagi, saat ini perkembangan dan perubahan teknologi yang sangat pesat sehingga dunia tanpa hambatan. Arus barang, orang, uang, teknologi, peradaban, dan kebudayaan hampir-hampir tanpa hambatan.

“Dalam suasana yang seperti itu, amatlah penting meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia, termasuk saudara-saudara sekalian,” ujarnya.

Peningkatan daya saing tersebut di antaranya dengan terus belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. “Dituntut terus belajar meningkatkan pengetahuan, kerampilan Anda,” katanya.

Di era global ini, lanjut Siswono, sangat penting mempunyai keterampilan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris. “Terus perdalam kemampuan bahasa Inggris ini. Lebih baik lagi kalau ditambah bahasa Jepang, Korea atau Mandarin,” katanya.

Ia menyampaikan, penguasaan bahasa asing ini sangat penting karena investasi asing di Indonesia semakin mudah, begitupun sebaliknya, investasi Indonesia di luar negeri. Investasi asing di Indonesia saat ini paling besar adalah Jepang, selanjutnya Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Uni Eropa, Singapura, Cina, dan Hong Kong.

“Jangan kaget kalau 10 tahun lagi banyak investor asing di Indonesia sama banyaknya investor Indonesia di luar negeri. Dunia semakin menjadi planet yang menyatu,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, tenaga kerja Indonesia juga mengisi berbagai pekerjaan di luar negeri. Saat ini, ada 9 juta tenaga kerja Indonesia di luar negri. Sebanyak 50% berada di Malaysia. Sebesar 25% tenaga kerja Indonesia ini berada di negara yang berbahasa Mandarin.

“Jadi kalau saya tekankan pentingnya menguasai bahasa asing di dunia yang menyatu ini makin nyata kebutuhannya,” kata dia.

Adapun tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Indonesia saat ini, tepatnya hingga tahun 2022, ujar Siswono, paling banyak berasal dari Cina, kemudian urutan selanjutnya adalah Jepang, Korea Selatan, dan India.

“Kemajuan teknologi yang sangat pesat ini harus dibarengi dengan membentuk karakter manusia yang unggul,” katanya.

Prof. Mahfud MD menyampaikan, para luluasan UP akan memasuki laboratorium yang sebenarnya, yakni kehidupan di tengah masyarakat setelah sebelumnya ditempa di berbagai laboratorium di kampus, seperti laboratorium komputer dan sebagainya.

Ia mengharapkan, lulusan UP juga harus menjadi intelektual seperti yang dikehendaki konstitusi Indonesia, UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Sarjana itu selain memiliki kecerdasan otak tapi juga watak. Mencerdaskan kehidupan bangsa itu tercantum di Pasal 31,” katanya.

Usai acara, Mahfud menyampaikan, kehadirannya di acara ini bukan hanya menghadiri seremonial, tetapi sekurang-kurangnya ada dua hal. Pertama, menyampaikan pentingnya ideologi Pancasila dan kondisi terkini dari penerapan ideologi tersebut.

“Saya datang ingin menegaskan pada seluruh masyarakat Indonesia, kepada kita semua, supaya ingat kita ini negara Pancasila yang mempersatukan kita,” ujarnya.

Menurutnya, kegagalan bakal terjadi manakala bangsa Indonesia ini menghianati dasar dan ideologi negaranya. “Oleh sebab itu, saya menyampaikan bahwa Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur yang sangat kompetibel dengan seluruh kebutuhan sektor masyarakat Indonesia,” katanya.

Sedangan perkembangan terakhir, lanjut Mahfud, banyak nilai-nilai Pancasila yang sudah dilanggar. Ia menjelaskan, banyak ini dalam arti belum dominan, atau lebih dari satu, dua, dan tiga.

“Belum dominan, tapi oke-oke saja. Tapi itu harus kita ingatkan. Misalnya perpecahan dengan tawaran ideologi pembanding yang mau menggantikan Pancasila. Banyak sekali perpecahan dalam primodial tadi,” ujarnya.

Ia menyampaikan, secara teori ada lima hal yang mempersatukan bangsa Indonesia, yakni peradaban, keberagaman agama, ras, kedaerahan, dan bahasa.

“Di berbagai negara, orang bisa beperang karena perbedaan bahasa tadi. Tapi sering kali sekarang muncul perbedaan agama dan ras. Ini yang harus kita lawan habis-habisan. Bukan sekadar melawan idenya, tapi kita memberi contoh bahwa kita akan berlaku adil bagi semuanya,” kata dia.

249